FUNGSI DAN PERAN KELUARGA

sumbersari, mranggen, srumbung, ressamranggen, ressa
Ilustasi keluarga

Ada banyak alasan dan sebab, mengapa sebuah komunitas bisa disebut sebagai keluarga. Hal mendasar yang menyebabkan komunitas itu disebut keluarga adalah karena corak ikatan yang ada di antara mereka. Ikatan yang dibangun adalah pernikahan yang disahkan secara agama dan negara. Mereka berhimpun karena hubungan pernikahan yang sah. Mereka berhimpun sebagai satu kesatuan dan memiliki fungsi yang menunjukkan bahwa mereka adalah sebuah keluarga. Tanpa fungsi itu, mereka tidak bisa disebut sebagai keluarga yang utuh.
Kita mengenal berbagai jenis keluarga. Tidak semua keluarga bercorak utuh sebagai sebuah organisme yang melaksanakan semua fungsi dan peran yang semestinya. Ada pula keluarga yang disebut sebagai “broken home”. Keluarga disebut broken home bukan hanya karena percekcokan dan perceraian pasangan suami istri. Broken home adalah keluarga yang kehilangan fungsi-fungsinya, sehingga mereka tidak bisa lagi disebut sebagai keluarga yang utuh, karena kehilangan fungsi.
Walaupun secara fisik mereka masih berada dalam satu keluarga, namun sudah tidak seperti layaknya keluarga. Hal itu karena berbagai fungsi pokok sebagai sebuah keluarga sudah terkurangi atau bahkan hilang sama sekali. Fungsi inilah yang menjadi alasan kuat sebuah komunitas disebut sebagai sebuah keluarga yang utuh.
Delapan Fungsi Keluarga
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), keluarga memiliki delapan fungsi, yaitu:
  1. Fungsi Agama
    Yang dimaksud fungsi agama, keluarga adalah tempat penanaman nilai-nilai keagamaan, dan sekaligus pemberian identitas agama pada setiap anak yang lahir. Nilai-nilai agama harus diberikan, diajarkan, dipraktikkan di dalam kehidupan keluarga. Dengan demikian semua anggota keluarga bisa mendapatkan pondasi yang sangat kokoh berupa kehidupan beragama yang didapatkan sejak dari dalam rumah.
  2. Fungsi Sosial Budaya
    Keluarga adalah tempat pertama kali semua anggotanya mendapatkan pengertian dan penanaman nilai-nilai sosial budaya yang ada di tengah masyarakat. Sikap hidup, tata nilai, etika, sopan santun, budi pekerti yang sudah menjadi milik masyarakat, didapatkan dan ditanamkan sejak awal dalam kehidupan keluarga.
  3. Fungsi Cinta Kasih
    Keluarga harus menjadi tempat untuk menumbuhkan dan menyemai rasa cinta dan kasih sayang di antara semua anggotanya. Jika anak-anak mendapatkan suasana cinta dan kasih sayang dalam keluarga, mereka akan tumbuh menjadi manusia yang penuh cinta dan kasih sayang. Hal ini akan menjadi modal besar bagi semua anggota keluarga untuk mengembangkan sikap cinta dan kasih sayang dalam kehidupan yang lebih luas.
  4. Fungsi Perlindungan
    Keluarga harus menjadi tempat yang aman, nyaman dan menenteramkan semua anggotanya, karena adanya suasana saling melindungi. Semua anggota keluarga merasa tenang, aman dan damai, karena merasa terlindungi. Tidak ada tindakan diskriminasi, kekerasan, pemaksaan kehendak, yang membuat ada anggota keluarga merasa terancam dan tidak aman.
  5. Fungsi Reproduksi
    Keluarga adalah satu-satunya sarana yang sah dan halal untuk mengembangkan keturunan. Melalui keluarga, muncullah anak sebagai generasi penerus bangsa dan negara. Dalam kehidupan keluarga, salah satu tujuan utama adalah mendapatkan keturunan. Hal ini tidak bisa didapatkan secara sah dan halal, jika tidak melalui proses pernikahan dan pembentukan keluarga.
  6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
    Keluarga juga harus menjadi tempat semua anggotanya untuk bersosialisasi satu dengan yang lainnya, berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat dan produktif. Keluarga juga menjadi tempat pertama kali diberikannya pendidikan bagi semua anak. Dalam kehidupan keluarga, proses pendidikan berjalan dengan sangat efektif karena interaksi yang terjadi dengan sangat intesif.
  7. Fungsi Ekonomi
    Keluarga akan kokoh apabila ada kecukupan dari segi ekonomi. Kesejahteraan keluarga memiliki andil cukup signifikan dalam menciptakan keutuhan, keharmonisan, kelanggengan dan kebahagiaan keluarga. Maka harus ada proses pemberdayaan ekonomi dalam keluarga yang bisa melibatkan semua anggotanya secara proporsional.
  8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
    Keluarga memiliki peran untuk membina lingkungan masyarakat dan lingkungan alam sekitar. Keluarga tidak boleh eksklusif yang tidak mengenal tetangga dan masyarakat di sekitar. Demikian pula keluarga harus peduli dengan kelestarian lingkungan alam yang dimulai dari dalam kehidupan sehari-hari.
Broken Home dan Perkembangan Anak
Jika fungsi-fungsi keluarga tersebut –sebagian atau seluruhnya--- hilang, maka akan menyebabkan tidak utuhnya keluarga. Menjadi keluarga yang broken home, karena kehilangan fungsi utama sebagai sebuah keluarga. Yang muncul adalah kekerasan, kekasaran sikap, hilangnya kasih sayang, tidak adanya penanaman nilai agama, budi pekerti, tidak ada komunikasi dan interaksi yang melegakan, anggota keluarga merasa tidak aman dan tidak nyaman, dan lain sebagainya.
Pada anak-anak dan remaja, suasana broken home adalah mimpi buruk bagi mereka. Sesuatu yang menakutkan dan menyeramkan. Seakan mereka berada dalam dunia yang serba menakutkan dan menyiksa. Kondisi broken home cenderung memberikan dampak secara negatif terhadap anak dan remaja. Mereka bisa mengalami kebingungan identitas, peningkatan agresivitas, dan munculnya perilaku nakal yang mengarah kepada kriminal. Sangat berbeda dengan kondisi keluarga yang harmonis dan bahagia.
Dalam sebuah keluarga broken home, fungsi ayah dan ibu sebagai orang tua tidak berjalan dengan baik. Pada dasarnya orang tua adalah aktor utama sosialisasi dan penanaman nilai-nilai (value) bagi anak, motivator pertama bagi anak, sebagai tempat untuk mendapatkan kasih sayang untuk anak, sebagai tempat berdiskusi, tempat untuk curhat bagi anak, dan sebagainya. Jika fungsi orang tua ini hilang, maka anak akan mengalami kebingungan identitas (confused of identity).


Pada masa remaja, mereka memerlukan figur terpercaya dalam internalisasi nilai-nilai dalam dirinya. Jika orang tua tidak berfungsi sebagaimana mestinya, proses internalisasi nilai ini bisa terhambat. Apalagi pada masa mereka tengah mencari dan menemukan jatidiri, peran orang tua menjadi lebih berarti. Banyak studi menyimpulkan bahwa remaja dalam keluarga broken home mempunyai taraf agresivitas lebih tinggi dibanding rekannya yang tidak berasal dari keluarga broken home. Ini menandakan, betapa besar pengaruh kebaikan sebuah keluarga dengan kebaikan bangsa dan negara.
sumber :http://www.kompasiana.com/pakcah/8-fungsi-keluarga-dan-peran-ibu_585b42e3149773230c238763

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Remaja Aktif Remaja yang Positif

Apa Itu PIK Remaja.?